Wednesday, September 19, 2007
Mengatasi Diri Sendiri
Ada hal-hal yang lebih mudah dibicarakan ketimbang dilakukan. Kita bicara tentang idealisme, sikap hidup yang baik, contoh perilaku dalam masyarakat (yang notabene semua nilainya sudah diarahkan pada pencitraan/ segala sesuatu dibuat agar 'terlihat baik''). Namun begitu sukar untuk menerapkannya secara maksimal dalam hidup kita. Ada hal-hal yang, oh Tuhan..., begitu sukar untuk kita lakukan!
Mungkin yang perlu kita pahami adalah bahwa kita ini memang penuh dengan kekurangan. Kita belum sempurna. Bukankah keterbukaan untuk mengakui kesalahan adalah sebuah pertanda baik? Itulah ciri seorang yang berjiwa besar!
Kadang, karena tak mau mengakui bahwa kita punya kekurangan, kita jadi tak dapat mengantisipasi kelemahan kita. Bagaimana mungkin kita dapat memperbaiki diri dan menjadikan hidup ini lebih baik jika demikian?
Setelah menyadari semua kekurangan kita, mungkin kita perlu adakan detoksifikasi, kali yaa. Detoksifikasi batin, mental dan hati kita. Bukankah hati kita ini licik dan suka menyimpan segala yang jahat di dalamnya?
Apa saja yang perlu didetoksifikasi?
1. Kotoran yang mencemari hati
> percabulan, kenajisan, nafsu jahat dan keserakahan
2. Sifat-sifat 'manusiawi' kita
> kemarahan, dendam, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor
3. Penilaian atas orang lain
Kita suka menganggap bahwa yang tidak sama dengan kitalah yang salah. Kita menganggap ras kita, kelas kita, sikap kita, pendapat kita yang paling benar. Padahal, adalah dosa besar di hadapan Tuhan jika kita menggolongkan orang menurut apa yang tampak seperti ras (suku bangsa), golongan (kaya atau miskin), atau kulturalisme (kebudayaan atau sifat-sifat kita). Tuhan menciptakan perbedaan dalam hidup kita dengan satu tujuan. Bukan agar kita berselisih paham, melainkan agar kita memadukan semua perbedaan itu menjadi sebuah kesatuan yang indah. Siapakah kita hingga dapat menilai orang lain? Bukankah kita pun punya nilai yang sama dengan mereka?
Mungkin kita tak bisa mengubah keadaan atau orang lain di sekitar kita, tapi paling tidak kita dapat mengubah diri kita. Menurut Joel Osteen, biasanya Tuhan tidak menjawab doa kita dengan mengubah lingkungan kita atau orang-orang di sekitar kita, namun Dia terlebih dahulu mengubah diri kita..
Yeah, nggak bisa dipungkiri bahwa ada hal-hal yang tidak enak dalam hidup yang harus kita hadapi. Namun jangan jadikan itu alasan untuk kita nggak bisa maju. Alasan itu adalah bagi mereka yang bermental pecundang. Menurut JC. Maxwell, orang yang tidak sukses suka menjadikan kelemahan sebagai alasan. Mereka terus saja mencari alasan. Namun orang sukses sebaliknya, menggunakan kelemahan atau hambatan sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesannya.
Well, hidup adalah sebuah perjalanan. Kita harus terus menjalani hidup ini untuk selangkah demi selangkah meraih sesuatu yang lebih baik. Ada hal-hal yang tak dapat kita ramalkan akan terjadi di dalamnya. Namun paling tidak, kita tetap bisa memilih bagaimana untuk menjalani hidup.
Dan pilihan ada di tangan kita..
Hidup memang Gak Sempurna
Kita selalu bisa mengenali keindahan. Semua yang bercita rasa tinggi, segala yang mahal, semua yang berkelas (paling tidak menurut anggapan kita), pastilah itu sesuatu yang indah. Kita tak bisa memaksakan selera dalam hal ini. Padahal kadang, yang mahal atau yang punya banyak duit bisa jadi dipertanyakan dalam hal selera. Buktinya, Paris Hilton dianggap sebagai salah satu selebriti berbusana terburuk...
Kita selalu menganggap hidup ini indah jika segala sesuatu berlangsung dengan sempurna, sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita tak menganggapnya indah karena banyak hal berjalan tidak seperti yang kita inginkan. Well..
Jika toh hidup kita tak baik, kita akan berpura-pura bahwa takkan terjadi apa-apa, bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa hidup kita berlangsung dengan baik dan teratur. Makanya ada sekolah pencitraan, dimana semua disulap menjadi 'tampak baik'. Oh ya, mengapa semua harus tampak baik? Kita selalu berupaya untuk menyembunyikan kekurangan-kekurangan kita, menutupinya seolah tak ada apapun di sana, baik dalam hal penampilan, perilaku sampai pada nilai-nilai kita. Padahal seringnya, kita dicintai bukan karena kita sempurna, bukan karena kita begitu tinggi dan tak terjangkau. Namun ada kalanya kita dikasihi atau dipuja orang karena kita menunjukkan sisi 'lemah' kita sebagai manusia.
Well, bagaimanapun kita ini tetap manusia bukan? Kita masih punya perasaan dan kekurangan yang tak bisa kita tutupi begitu saja. Sebut saja Putri Diana. Sebagai istri pewaris tahta kerajaan Inggris, dia sebenarnya harus menutupi perasaannya, dia tak boleh seenaknya menunjukkan kasih sayangnya di depan publik. Itu haram bagi citra kerajaan Inggris! Namun, dengan terbuka dan terang-terangan dia menunjukkannya. Dan sebagai hasilnya, publik Inggris bersimpati padanya! Bukan apa, tapi karena dengan jelas dia menyatakan diri sebagai seorang manusia yang berperasaan!
Bukankah kita pun seringkali merindukan cinta dan penerimaan yang mutlak dalam diri kita? Cinta tak bersyarat yang melampaui segala kekurangan dan kelemahan kita?
Hidup di jaman dimana pencitraan mutlak dibutuhkan bukanlah hal yang mudah. Kita harus mengerti permainan yang berlaku dan aturan-aturannya. Bahkan kita akan terseret dalam permainan berbahaya ini pun jika kita sekedar coba-coba untuk mengikutinya. Kita nggak bebas lagi jadi diri sendiri! Capeek, deh.. Bahkan kadang, yang orang lihat dari kita bukan lagi diri kita, tapi entah siapa yang kita kenakan dalam diri kita..
Kenapa sih harus begitu?
Kenapa kita nggak bisa bebas saja menyuarakan kebebasan? Hidup perbedaan! Hidup kebebasan menyatakan perasaan! Hidup kebebasan berekspresi!!
Jika hidup ini tak sempurna, bukankah itu manusiawi? Mengapa kita harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja? Bukankah dengan demikian kita takkan bisa menemukan akar permasalahan kita yang sebenarnya? Jika tak dapat mengakui apa yang sedang terjadi di dalam , bagaimana mungkin kita menyelesaikan permasalahan kita? Mengapa kita hanya memperhatikan apa yang ada di permukaan? Bukankah apa yang tampak itu selalu bersifat sementara dan tak abadi? Sementara yang tak tampak, yang ada di dalam, itulah yang kekal dan tak akan lapuk dimakan waktu..
Sukar bagi kita untuk mengamati keindahan dalam penderitaan, dalam persoalan, permasalahan, dalam kekecewaan. Menurut kita yang indah itu ya yang memberi kepuasan, kesenangan dan kenikmatan. Benarkah demikian? Lalu apa artinya semua pengalaman buruk kita jika itu terjadi tanpa tujuan? Mengapa kita harus mengalami semua yang tak baik jika itu tak dapat disebut keindahan? Bukankah tiap pengalaman terjadi untuk mengingatkan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam hidup kita? Jika kekecewaan terjadi berarti kita tak boleh menetapkan standar kita pada orang lain. Penyesalan terjadi karena kita melakukan sebuah kesalahan. Kesedihan terjadi untuk mengingatkan kita bahwa kita tak dapat mengendalikan alam semesta. Ada yang mengendalikan jagad raya ini!
Menurut Heraklitos, jagad raya bicara tentang pola-pola. Ada pola yang terjadi dalam semesta ini. 24 jam dalam sehari, 12 bulan dalam setahun dan 60 detik dalam 1 menit. Ini adalah contoh kecil dari sekian banyak pola yang terjadi di jagad raya. Bisakah kita bayangkan pola apa yang terbentuk dalam pengalaman kita? Jika mau menelusurinya, pasti kita akan menemukan pola yang terbentuk di sana. Dan jika diurutkan, dipelajari lebih lanjut, kita dapat menemukan bahwa pola-pola itu membentuk sebuah keindahan tersendiri. Bukankah kita tak dapat menyebut sesuatu sebagai keindahan sebelum kita membandingkannya dengan hal lain?
Bagaimana dengan kebetulan-kebetulan yang terjadi dalam hidup? Misalnya yang terjadi dalam sebuah adegan dalam sex and the city, ketika Charlotte bercerai dengan suaminya, dia bertemu dengan pengacara perceraiannya yang akhirnya jadi suaminya. Jika tak bercerai, mungkin dia takkan beruntung bertemu dengan laki-laki yang akan menjadi suaminya tersebut.
Ini hanya pengandaian.. Aku juga nggak setuju dengan perceraian. Tapi jika kita pelajari, ada begitu banyak hal baik bermula dari saat atau keadaan paling tidak baik dalam hidup kita!
Well, siapa bilang hidup ini harus sempurna? Siapa bilang kita harus melawan apa yang terjadi dalam hidup dan menyesalinya? Mungkin jalan terbaik adalah dengan menerima keadaan kita, mensyukuri semua yang terjadi dan mengoreksi jika ada kesalahan. Bagaimanapun, tiada yang sempurna (nobody's perfect) sepertinya akan menjadi pepatah yang akan terus abadi.
Jika hidup ini terasa kurang sempurna, mungkin itulah yang membuatnya jadi indah...
Saturday, September 15, 2007
KEGAGALAN BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA
Jika ditanya, pasti tak ada orang yang suka dengan kegagalan. Kita semua maunya berjalan terus dan … sukses. Jika bisa, kita ingin menghindar dari segala bentuk kegagalan! Menurut kita, kenapa sih harus gagal dulu sebelum sukses?
Bagi sebagian orang, kegagalan bahkan jadi momok terbesar. Mereka begitu terobsesi dengan keberhasilan sehingga tak dapat menerima kegagalan sebagai sebuah kenyataan. Gagal bagi mereka sama dengan dunia berhenti berputar. Langit runtuh. Mereka membenci kenyataan itu!
Kita seringkali tak menyadari kenyataan yang ada di balik kegagalan. Kita hanya melihat akibat sementara yang terjadi dan tak melihat ada apa di baliknya. Padahal kegagalan seringkali menyelamatkan kita dari jalan yang salah. Paulo Coelho, seorang novelis ternama, sempat dipecat dari perusahaan rekaman tempatnya bekerja tanpa tahu mengapa, merenungkan hidupnya, lalu beralih profesi menulis buku yang ternyata kemudian laku keras dan menjadi inspirasi bagi lebih dari 40 juta orang di dunia.
Tanpa kegagalan bisa-bisa kita tak mengetahui banyak hal lain selain yang ada di hadapan kita. Bahkan kegagalan dalam sebuah hubungan pun membebaskan kita dari orang yang salah. Kegagalan, hal-hal yang seolah tak patut terjadi pada kita, ketidak sengajaan, ‘kecelakaan-kecelakaan’ kecil, semua itu seringkali dapat menjadi berkat yang tersamar buat kita!
Masalahnya, kita paling suka menyalahkan. Kita marah ketika kita gagal. Kita marah ketika terjadi hal-hal yang tak kita kehendaki. Kita tak terima ketika ada hal-hal buruk di sekitar kita. Kita tak menyadari bahwa hal paling baik seringkali bermula dari saat paling tidak baik dalam hidup…
Melalui kegagalan paling tidak kita jadi tahu apa yang harus kita lakukan kemudian. Kita jadi dapat berhenti sejenak dari rutinitas kita untuk merenungi kehidupan ini, betapa tidak ada yang sempurna dan abadi di dunia tempat kita tinggal!
Percayalah, pasti akan ada saat kita berpaling ke belakang, menoleh, menyaksikan dan mengenang kembali bagaimana sebuah kegagalan telah membentuk hidup kita dengan manisnya hingga saat itu..
Jangan takut menghadapi kegagalan. Jangan takut keadaan menjadi buruk. Jangan takut semua tidak berjalan lancar. Jika semua itu justru dapat membuat kita melakukan sesuatu yang lebih baik, mengapa tidak? Jangan menyesali sesuatu yang bukan kesalahan kita. Toh kegagalan hanyalah sepenggal kisah dari romantika kehidupan. Ada Sepasang Tangan Ajaib yang mengendalikan jalannya masa dan waktu. Dengan menyesalinya berarti kita menghentikan jalannya perputaran roda kehidupan. Kita menghentikan proses yang sedang terjadi dalam hidup, padahal hidup harus berjalan terus!!
Kita tahu kegagalan mungkin tak terelakkan bagi kita. Namun kitalah yang harus menguasai keadaan. Sampai berapa lama sih suatu keadaan bisa bertahan? Bukankah ada waktu untuk segala sesuatu?
Seandainya Semua Bisa Lebih Baik
Kita seringkali tergoda dengan harapan ‘Seandainya semua bisa lebih baik..’. Kita tak melihat kebaikan-kebaikan yang terjadi dalam hidup dan mulai memikirkan segala sesuatu yang kita anggap ‘lebih baik’. Kita anggap dunia yang terbentang di hadapan kitalah yang buruk dan tak pantas untuk dijalani.
Okay. Mungkin banyak hal pernah kita sesali dalam hidup. Kegagalan. Trauma. Pengkhianatan.
Ketika mata kapak yang dipakai oleh rombongan nabi yang sedang menebang pohon jatuh ke air, nabi
Yesus memulaikan tujuanNya dari Getsemani diikuti oleh pengalaman salib. Yunus baru memulai perjalanan yang sesungguhnya dari perut ikan. Ester dalam keadaannya sebagai tawanan. Elia dari keluarga tak dikenal. Hana mengawali kisahnya dalam keadaan mandul dan penuh cela.
Apapun yang sedang terjadi pada kita belum membuktikan apapun. Bahwa sejarah masih bisa diubah. Keadaan sekarang belum menentukan masa depan kita (karena siapa dapat memberitahukan apa yang akan terjadi kelak?), apalagi masa lalu. Dimanapun kita berada: di atas, di bawah, terhormat, tercela, terbuang, tertawan, depresi, atau tak dikenal, kita dapat melakukan sesuatu untuk mengubahnya! Keadaan yang lebih baik belum tentu membuat hidup kita lebih baik. Ingat dari mana
Jika keadaan kita anggap begitu salah sehingga kita tak dapat melakukan apapun dengan hidup ini, ingatlah bahwa Tuhan tak pernah salah menempatkan seseorang. Dia tak pernah salah menciptakan keadaan kita. Semua yang terjadi telah tertulis dalam kitabNya sebelum ada satu pun dari padanya. Bagaimanapun buruknya keadaan kita, itu bukanlah alasan untuk kita tidak bisa maju. Banyak orang besar justru mengawali perjalanan mereka dari titik minus dalam hidup mereka, dan akhirnya, mereka jauh lebih berhasil dari orang lain yang keadaannya jauh lebih baik. Tidakkah itu membuktikan sesuatu? (Paling tidak pikirkan: mengapa Ester harus dibuang.
Dari tempat Anda berdiri sekarang, coba pandang sekeliling seperti
Thursday, September 13, 2007
CHASING HAPPINESS
Have you ever chased happiness? How does it feel? What is actually you're chasing for? What's the right definition for happiness actually for you?
Should we be happy if we got the job we want? Or if we just got the spouse we've dreamt for years? Or had a new car? Or got the chance for vacation around the world freely? Or living such a 'happily ever after' life with our family like common people? What?
I haven't found it yet. The true definition of happiness, I mean. We have no true standard for it yet. For moment at least. We just flow with what such do really matter in our society. We'll be following whatever those would be: Goldliving lifestyle, expensive car, big house, good buy, great outlook, whatever. But, do those stuff really define who we truly are?
Have no idea..
Sometimes I do feel happy, like having no burden to bear, or problems to think about. But yeah, sometimes I feel bad also. I couldn't predict what is waiting for me next. Couldn't understand what's the source of my problems, why did they come to me, sort of . Eventually I just saw the darkness covered my life. There's no light at all. No destination. No hope. No dreams. No passion. No desire. What's my life supposed to be then?
Meanwhile, everybody do demand on me, put so much responsibilities on me, feel like everybody's staring at me and say 'It's your duty. You can't run from that away. You have to be here and handle all of that stuff for us!'
The question is, why should I? Isn't there another people could do it for me? Take the burdens out of me and just –oh, please- enlighten my life. Please?
Is there anybody out there?
Have no definition, even have no understanding what happiness is really about. Especially for my life myself. Nothing.
So, what should I run for then? Just fleeing myself (from what? Reality?) or do such a pursuing of something I could call happiness?
Had I ever been being happy? Not really sure. Perhaps, in the past. A little. But, if I had, why do I couldn't remember how did the way I feel happy anyway?
Yeah, it really doesn't look like me, do I?
That's fine. I just want to outpour my remarks and my feelings all of my mind.
I think writing is always been better than just murmuring, isn't it?
It'd be relieving our pain afterwards. Trust me.
So, I'm going to keep writing, don't care whether I've chased happiness or not. Cause I believe, whether or not, I should...
Apa yang Sangat Kamu Ketahui?
Jika kepada kita ditanyakan pertanyaan yang sama, tentang apa yang sangat kita ketahui, bisa nggak kita memberi jawaban yang bijak, yah? Kadang, yang sangat kita ketahui hanyalah berkisar hal-hal buruk di sekitar kita. Masalah pekerjaan, konflik dengan kekasih, nggak harmonis sama keluarga. Hal-hal seperti itulah! Pernah nggak kita sungguh-sungguh merenungkan dan bertanya kepada diri sendiri, apa yang benar-benar kuketahui dalam hidupku? Nilai-nilai apa yang kita pelajari dari perjalanan hidup kita hingga saat ini?
Semua yang terjadi dalam hidup kita nggak ada yang sia-sia. Paling tidak, sebuah pengalaman seharusnya mengajarkan satu hal pada kita. Entahkah itu soal kesetiaan, kebersamaan, ketekunan, apa saja. Kita harus terus belajar melalui apa yang kita alami.
Aku sendiri jadi belajar untuk selalu bersyukur setelah berteman dengan seorang pengeluh sejati. Bosen
Kadang, karena terlalu terpaku pada dendam dan sakit hati di masa lalu, hati kita sepertinya tertinggal di belakang. Pada saat manapun kita berada, hati dan pikiran kita masih berada jauh dari kehidupan saat ini. Kita jadi nggak bisa melangkah lebih maju. Nggak bebas untuk merencanakan segala sesuatu. Nggak nyaman untuk bergerak. Energi kita seolah tersedot dengan kuat ke masa lalu. Semua kita hubungkan ke masa lalu kita yang buruk dan pahit. Kejadian yang menyedihkan mengingatkan pada kesukaran kita. Kebahagiaan orang lain menyiksa kita. Kita jadi membandingkannya dengan apa yang telah kita alami dan merasa hidup ini nggak adil. Namun kebahagiaan pun serasa tak pantas kita dapatkan karena kita merasa diri begitu buruk sehubungan dengan masa lalu. Sebegitu kuatkah rantai masa lalu itu membelenggu?
Kita boleh merancang masa depan kita tanpa tahu hasil akhirnya. Setelah tiba di
Terus terang aku banyak belajar dari hidupku. Memang benar jika dikatakan, hidup kita adalah tambang emas kita. Dari dalamnya kita dapat menarik pelajaran berharga yang sungguh istimewa. Aku belajar untuk jadi nggak sirik karena sering diperlakukan nggak adil oleh seseorang yang tidak begitu suka padaku. Dia suka dengan sengaja memberi sesuatu pada seorang sahabat dekat di depan mataku. Atau memperlakukan kami nggak adil. Dia juga sama sekali nggak ‘menganggap’ aku. Awalnya sih keki banget rasanya. Tapi lama-lama aku tahu taktik dan kelicikan hatinya, jadi aku berusaha untuk nggak terlalu ambil pusing.
Aku juga belajar untuk berkata jujur karena sering merasakan betapa sakitnya dibohongin. Aku nggak mau punya nilai yang sama dengan pembohong!
Aku belajar menghargai semua yang kumiliki dari pengalaman nggak punya apa-apa. Aku inget, dulu orang tuaku selalu bilang gini, ‘Kamu harus berdoa supaya Tuhan memberkati
Aku juga belajar menghargai orang lain karena suka dicuekin dan nggak dianggap. Kamu tahu betapa menyakitkannya hal itu,
Aku juga belajar untuk mempunyai impian dan mengejarnya dari orang-orang yang nggak punya tujuan hidup. Sungguh membosankan kehidupan yang nggak punya tujuan itu. Masa kita nggak bisa melakukan sesuatu pun untuk hidup kita?
Kalo ditelaah lebih dalam, banyak pengalaman pahit membentuk kita jadi pribadi yang berharga. Tuhan dengan caraNya yang ajaib melakukan apapun yang dikehendakiNya agar hidup kita berarti. Dia tidak mau kita melewati begitu saja kejadian-kejadian dalam hidup kita dan nggak bisa menikmati keindahannya. Hidup ini bukan melulu berisi kebutuhan-kebutuhan yang harus terus dipuaskan atau kesusahan yang silih berganti. Hidup menawarkan banyak pilihan.
Kita memang tak dapat menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Namun, dengan mengerti polaNya dan dapat mengambil hikmah atas apa yang terjadi, paling nggak kita bisa jadi lebih bijak, bukan?
Apa yang sangat kamu ketahui?
KAPAN SAAT TERBAIK DALAM HIDUPMU?
Kita selalu punya saat terbaik dalam hidup.
Kapanpun kita membayangkan saat itu, rasanya bangkitlah kembali harapan hidup kita. Entah itu berupa saat-saat romantis dengan kekasih tercinta, saat-saat ngumpul bareng teman satu gank, liburan ke luar negeri, atau memenangkan kejuaraan tertentu. Banyak saat dapat kita ‘klaim’ sebagai saat terbaik kita.
Tiap saat memang selalu punya kenangan dan hikmah tersendiri. Nggak jarang pada saat kita menoleh ke belakang, kita menemui banyak hal baik sebenarnya bermula dari saat paling menyedihkan dalam hidup. Nggak ada saat yang benar-benar ‘tak berguna’. Saat kita sepertinya membuang waktu dengan bersenang-senang pun, kita sebenarnya sedang mempelajari sesuatu.
Kadang kita kurang menghargai ‘saat ini’, saat di mana kita sedang menghadapi kenyataan sebenarnya. Yang kerap kita lakukan adalah berpaling dan menoleh ke belakang, seolah takut masa lalu itu tertinggal di
Hidup tak hanya terdiri atas déjà vu-déjà vu saja. Mungkin kita sibuk merencanakan impian masa depan kita dengan berpijak pada indahnya kenangan di masa lalu, tapi jangan terlalu banyak. Kita hidup di saat ini. Seperti kata Varinia dalam
Jika kita menoleh ke belakang, pasti ada begitu banyak peristiwa di
Keadaan yang sedang kamu hadapi saat ini mungkin menyebalkan. Tapi tak ada yang dapat menghentikan perputaran sang waktu. Akan ada akhir bagi setiap hal buruk.
Atau mungkin kamu ingin waktu berhenti bergerak pada saat-saat ini, saat-saat yang kamu anggap paling indah dalam hidupmu, namun jangan berhenti di saat ini. Masih ada momen-momen lain dalam hidup yang sedang menanti kita. Setiap saat selalu berharga. Jalani setiap momen dalam hidupmu dengan riang dan syukuri apapun yang kamu hadapi!
Pada saat ini, masa lalu mungkin sedang mengejar kita, mencoba menghentikan langkah kita untuk waktu yang sangat lama. Namun maju dan berjuanglah, jangan terjebak di
Yang penting adalah memiliki kepekaan untuk menangkap dan merekam hal-hal penting dari setiap momen dalam hidup dan mendapat pelajaran berharga darinya. Jangan sampai di usia lanjut kelak kita menyesali hidup karena tidak pernah menghargai keindahan dalam setiap momennya.
Sunday, September 09, 2007
FINDING YOURSELF
Sometimes we feel distress. Just having no idea what should we do in life, what kind of people we want to become, or something like that. Why do we feel nothing? Because we have no idea about ourselves. We don't know our truly self well.
So, how to find ourselves then?
- Experts say that the best way to find ourselves is by writing journal. Just write, don't be too much of thinking. Just write down whatever comes out from your mind. Don't edit it, because deep inside, we have a moral censor that could mess up our thought. It would be messing up about what we should be with what we are. And it do make differences in our judgement about ourselves. It would fade away our truly vision! So, keep writing..
- Besides, we ought to know our strengths and weaknesses. Build our strengths first and don't sweat our weaknesses too much. Find out what we could do and what we like to do. Our talents are God's gift. He wants us to use those gift as well.
- Release our pasts. Many bitterness, griefs, or bad experiences keep hauling us, chasing us and won't to release their grip on us. But, take a vow of kindness for yourself! Be the best of you, whoever you are. The pasts have no right at all to destruct your life!
- Probably, the most important is honesty. Be honest to ourselves. Don't pretend to be someone or anyone we admire, we'll never be like one of them. God had created and designed us with uniqueness. He even has His dreams on us! But the problem is, we could never know His plan for our life without being close to Him. Although His designs are perfect for us, we'd never know it without having a good relationship with Him.
Probably these days are the toughest days in our life, but keep praying. Let's find out what God really wants in our life, and make our dreams be happening by walking with The Master of The Universe. Straight ahead in your journey. Let's find out how this story gonna be end. (And we know that the end does really depend on us!). Remember that something is not over until it's over. In the midst of our journey, perhaps we're not seeing the light yet. But don't be desperate. Keep walking. Our life is really worth to fight for, because it's so precious. So, don't stop here!
May God be with us all the time..
Saturday, September 08, 2007
life is very unkind
I found it apparently is hard to believe that we could be living for years without knowing this life authentically or without knowing all people surround us. the only thing we know just ourselves. How come?
Many things to and fro in our life, feel like the wind that blows on, like shadows, everything does unfortunately, not last forever. And we couldn't be sighing for that! We have to accept the fact, that nothing is new under the sun. It's the law. It's the message we've got. What should we do then? Nothing at all.
But above all situations we encounter, one thing we must understand is, we have to fight. We shouldn't make some excuses. We should never give up. We have to walk ahead, move forward, because the fortune won't come to people who are sitting. It's the quote I've ever heard.
We never knew what our future will be. Well, we can imagine, make some plans or design our very own desires for it, but it's not an impossible thing that when we get there eventually we'll find that it's only the corn chips and not the gold we've looked for along our long, long journey without The Master of The Universe.
The question is, why should we just obeying Him, without a reason to be heard before? Don't we also have our own feelings, do we? Couldn't He just take a respect for that? Or what?
Well, fortunately, He knows the best for us. But to be frank, it's really hard for us to be just said yes for all His will, don't we? We like to do our very own business, our favorite things, our life, but OMG.. Why this life is very unkind?
Yeah, may The Lord bless us with His perfect design in life.
Be it unto me then, Lord. I can't bear this burden for any longer. I give my life up unto You. Thy will be done.
Amen.