Wednesday, March 05, 2008

Kehidupanku Setelah Menikah


Well, ternyata asyik juga kok menikah itu. Bener juga kata orang. Tiap malam ada yang meluk, tiap pagi ada yang kasih senyum lebar penuh cinta. Dan... perasaan aman.


Entah gimana, rasanya aman saja. Aku bahagia. Biarpun konon ada banyak masalah dan lika liku dalam kehidupan pernikahan, buat aku sih asyik-asyik aja, tuh. Mungkin tergantung pasangan kita juga, kali yaa. Suamiku kan orangnya asyik-asyik aja. Dia nggak pernah musingin aku bangun jam berapa, nyiapin sarapan atau nggak buat dia, itu bukan masalah yang besar baginya. Seringnya malah dia yang bangun duluan, tuh. Jarang deh rasanya aku yang bangunin dia dengan keharuman teh kesukaannya kayak di iklan-iklan..


So far, aku bahagia. Walaupun beberapa saat menjelang pernikahan aku sempat gamang, limbung, takut, kuatir, dan sejuta perasaan buruk lainnya, sekarang semua itu telah sirna. Berganti dengan keyakinan bahwa Tuhan telah memberikan yang terbaik dalam hidupku.


Suami sohibku pernah menyarankan untuk pikir-pikir dulu sebelum menikah. 'Gimana kalo nanti ketemu sama orang yang lebih baik, lebih kaya, atau lebih keren?' tanyanya. Yeah, waktu itu sih aku nggak bisa jawab. Aku jadi mikir lagi. Gimana yaa, kalo hal itu benar-benar terjadi?


Sekarang, setelah masuk dalam kehidupan yang sesungguhnya, aku baru dapet jawabannya. Ok. Dia benar. Suatu saat pasti kita akan ketemu sama orang yang lebih baik, lebih kaya, lebih pintar atau lebih menarik dari pasangan kita. Nggak usah mungkir and jangan munafik, deh. Pasangan kita bukan orang yang sempurna. Nenek-nenek juga tahu, kok. Tapi, biarpun demikian, yang lebih tajir lebih kaya lebih keren itu belum tentu potongannya pas kalo dicocokkan sama kita. Seperti puzzle, kita dan pasangan kan punya bagian-bagian terpisah yang harus digabungkan supaya gambarnya sempurna. Biarpun ada orang yang lebih ini lebih itu, tapi kalo waktu dicocokin ujung-ujungnya nggak ketemu ya apalah gunanya.. Betul nggak? Sebagus apapun botolnya, kalo ketemunya sama tutup yang salah juga nggak bakal bisa klop..


Pernikahan bisa membawa kita pada kebahagiaan atau kehancuran, itu tergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Kalo ada orang yang sampe trauma menikah sebelum menikah, itu namanya takut tanpa alasan. Gimana kita bisa tahu sesuatu itu baik atau salah sebelum mencobanya? Tapi di dalam Tuhan, sih, kita tahu Dia tak pernah salah memberi pasangan. Kalo mungkin ada yang salah, mungkin itu karena orangnya aja yang milihnya suka-suka, nggak mau cari tahu kehendak Tuhan yang terbaik..


Tiap malam atau pagi, jika kebetulan aku masih terjaga, aku suka banget mandangin suamiku tidur. Aku bersyukur karena Tuhan telah memberiku hadiah terindah dalam hidup. GP tuuh.. orangnya begitu baik dan tulus. Walaupun suka nggak sabaran sama orang lain, sama aku dia penyayang banget. Apa kali karena dia penyayang binatang, yah? Hehehe...


Dia pekerja keras yang disiplin, menghargai waktu, agak cuek terhadap yang nggak penting, tapi untuk apa yang dianggapnya penting, dia sangat peduli. How I love him! Meminjam syairnya Babyface, Everytime I close my eyes I thank The Lord that I got you, yeah, and you got me, too..

No comments: