Saturday, August 25, 2007

KEBAHAGIAAN

Pernah denger pepatah 'Yang lajang ingin menikah, yang menikah ingin cerai, dan yang cerai ingin bunuh diri?'

Well, kebahagiaan memang sukar untuk dirumuskan. Nggak ada formula yang tepat untuk membuat standarnya. Kebahagiaan bagi yang satu belum tentu sama dan berarti bagi yang lainnya. Donald Trump yang miliuner saja menganggap banyak temannya lebih bahagia dari dia. Sementara mungkin teman-teman atau relasinya beranggapan dia yang lebih bahagia karena banyak duit..

Kadang kita mengidentikkan kebahagiaan dengan uang, atau popularitas, atau sukses. Ok. Kadang hal-hal itu membuat kita bahagia. Tapi nggak selamanya. Soalnya sekali lagi, nggak ada standar yang tepat buat mengukur hal-hal tersebut. Uang yang bikin bahagia itu yang berapa banyak, sih? Popularitas yang bikin bahagia itu yang gimana? Apa populer di kalangan perumahan setempat juga sudah termasuk? Atau sukses. Lagi, sukses yang kayak gimana? Punya mobil mewah? Gaji enam digit? Istri cantik? Kita gak bisa mengukur semuanya dengan tepat karena dunia ini masih terikat dengan teori relativitasnya Einstein. Dan seperti judul novelnya Sidney Sheldon, nggak ada yang abadi di dunia. Apapun itu. Jadi, apa yang bisa buat kita bahagia?

Kalo disuruh menengok ke sekeliling mungkin banyak hal membuat kita silau dengan segala kegemilangannya. Gile, haree genee gak pake gadget tertentu? Gak ikut pilates, misalnya, atau gak punya bo'il keren? Banyak hal yang seakan sudah distandarkan oleh masyarakat dan kita ikuti. Padahal kalo kita pikir-pikir lagi, apa iya sih dengan memiliki semua yang mampu kita miliki di dunia ini lantas kita bahagia? Bukannya yang namanya keinginan itu nggak ada matinya? Sekali kita memenuhi kebutuhan yang satu, akan menyusul kebutuhan-kebutuhan lainnya yang merasa sirik kalo nggak dipuaskan..

Menurut suamiku, kebahagiaan adalah pilihan. Kitalah yang memilih untuk jadi bahagia. Kita juga yang memilih untuk nggak bahagia. Di alun-alun kota kami ada komunitas penjual makanan dari berbagai tempat yang terlihat bahagia. Aku juga kadang heran, gile aje, hare gene, jualan kadang nggak banyak-banyak amat dibeli orang, tapi kok mereka tetap terlihat fun, asyik-asyik aja kayak gak punya beban, sementara jutaan orang lain di dunia ini sibuk mempermasalahkan gimana meraih keuntungan sekian digit.

Mungkin kalo ngomongin kebahagiaan, kita gak bisa berkaca pada orang lain kali ya. Kita yang harus menetapkan standar kebahagiaan bagi kita masing-masing. Dan kita gak boleh ngikut orang lain, karena bisa jadi kita sendiri yang akan rugi. Tapi coba kalo kita berani menentang arus nilai kebahagiaan yang berlaku di kalangan masyarakat. Mungkin jarang ada orang stress deh. Semua orang bisa puas dengan apa yang mereka miliki masing-masing tanpa perlu bersaing dengan tetangga, rekan sekantor atau siapa saja yang mereka lihat dalam perjalanan hidup mereka.

Banyak orang mencari kebahagiaan dan tidak menemukannya bukan karena mereka kurang banyak mencari, namun karena mereka mencari di tempat yang salah. Pusat kebahagiaan itu adalah di dalam hati kita,kok, bukan di mana-mana. Mal, buku, film, kekasih, bahkan uang gak akan bikin kita bahagia jika kita tak mampu mengelolanya dengan baik. Tapi jika kita bisa menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, niscaya kebahagiaan itu nggak berada jauh-kauh amat dari kita, kok. Mungkin karena terlalu fokus pada orang lain jadi kita gak bisa melihat kebahagiaan itu berdiri begitu dekat dan ingin menggapai kita dengan kedua tangannya, namun kita terlalu sibuk memalingkan wajah kesana-kemari mengharap ada orang dapat memberikannya bagi kita. Sungguh sayang, yah..

Yeah, ini hanya sekedar pengandaian. Nggak ada orang bisa memberikan kebahagiaan abadi bagi kita. Jika toh ada yang bisa melakukannya, pasti itu hanya kebahagiaan yang berlangsung sementara. Sedangkan kita, harus kembali pada kehidupan kita yang begitu-begitu saja setelah semua kebahagiaan itu lenyap. Jika tak ada orang dapat memberikan kebahagiaan pada kita, kenapa kita nggak bikin saja kebahagiaan itu bagi kita dan menyebarkannya pada orang lain? Bukankah hidup ini harus dinikmati bersama dengan orang-orang yang kita kasihi?

Jika kebahagiaan terasa begitu jauh untuk direngkuh, coba deh, tutup matamu dan lihatlah melalui mata hatimu, lihat ke dalam dirimu dan rasakan bagaimana kebahagiaan sedang berdiri di sana untuk memberikan dirinya bagi setiap insan yang merindu padanya..

Berbahagialah!

No comments: