Saturday, August 11, 2007

Jadikan Dunia Lebih Baik

Menurut Paulo Coelho, orang yang menjadikan dirinya lebih baik sudah menjadikan dunia lebih baik. Ini bener banget. Tapi kayaknya lebih gampang dibicarakan daripada dilakukan. Untuk menjadikan diri kita lebih baik tuh kenapa ya, selalu adaaa aja halangannya. Ada yang namanya kekecewaan, kemalasan, sirik, trauma, banyak hal bisa menghalangi, deh! Padahal, menurut Oprah, adalah hukum Tuhan bahwa tiap orang yang mengubah dirinya jadi lebih baik, maka seluruh dunia pun akan berubah lebih baik. Masih mirip-mirip dengan kalimat Paulo Coelho tadi, sihh..

Kita lebih suka mengutamakan kenyamanan daripada kebermaknaan, kita lebih milih ketentraman daripada gangguan-gangguan. Kita milih yang asyik daripada yang nggak menarik. Selalu kita pilih yang enak, deh. Padahal kan, mana ada sih yang gampang berbuahkan kehidupan yang menarik? Yang ada, pengorbanan berbuahkan kenikmatan, perjuangan berbuahkan kemenangan, keringat berbuahkan kemewahan, hal-hal seperti itulah.

Kadang, halangan terbesar untuk maju adalah diri sendiri. Kita jadi gampang lemah melihat orang lain gak bisa contoh buat kita misalnya. Kita pengen melihat teladan, yang ada malah kekacauan di dunia ini. Kita pengin melihat yang baik, yang ada ya -seperti kita tahu-, keadaan yang biasa-biasa itu. Kita gampang termakan kekecewaan, kemarahan dan semua kelemahan yang ada dalam diri kita. Termasuk kemalasan..

Kadang aku bingung, kenapa ya hidup ini serba susah? Kenapa nggak bisa pake tongkat ajaib lalu hopla, kita dapat apa yang kita inginkan. Kenapa gak bisa sim salabim pas salonpas aja...
Tapi mungkin inilah seni kehidupan. Kalo semua gampang, mana ada peradaban yang maju seperti sekarang ini. Gak ada internet, gak ada ponsel, GPS, gadget dan kecanggihan teknologi lain. Kenapa juga mesti ada, wong hidup udah enak..

Tadi kami reuni sama sepupu dan keluarganya yang dah 2 tahun ni pindah ke Canada. Frankly kadang aku ngiri juga sama kehidupannya yang kayaknya asyik-asyik aja. Tapi selidik punya selidik, tadi dia keceplosan dikit 'Untung aja waktu itu gua keterima di UI, kalo nggak, gak bisa sekolah kali gua, gak ada duit. Untung aja waktu itu biaya kuliah masih lumayan murah..'. Emang napa, aku tanya sama mama. 'Ya iyalah, mamanya dia kan harus pontang-panting cari duit buat nguliahin anak-anaknya. Itu aja buat uang saku mereka harus cari sendiri..'. Dan, banyak kisah menyedihkan lainnya di balik kisah keberhasilannya. Kalo ngeliat hidupnya sekarang mah, asyik-asyik aja kayaknya..

Kita memang suka gitu ya, melihat sesuatu hanya pada apa yang tampak. Kita nggak pernah ngerti gimana perjuangan seseorang, pengalaman buruknya, pahit-manis hidupnya, main sirik aja kalo ngeliat keberhasilannya. Gitu juga kalo liat orang yang suka bersikap gak enak sama kita. Kita gak tahu aja banyak kepahitan dalam hidupnya!

Coba kalo tiap orang bisa saling memahami satu dengan yang lain. Pasti gak ada deh yang namanya saling iri, marah, kecewa atau sebel-sebelan kali yaa. Yang ada tiap orang akan berusaha menggapai potensi maksimal diri mereka masing-masing. Tapi mungkin karena kejatuhan Iblis ke dalam dunia inilah maka karakter kita ikut dipengaruhi.. Yang baik jadi gak terlalu baik. Yang jahat bertambah jahat, yang kacau semakin kacau. Waah, gimana dunia mau jadi baik....

Balik ke soal peningkatan diri tadi, mungkin yang terpenting untuk kita lakukan adalah dengan melepaskan hak kita kali ya. Selama kita masih meninggikan diri dan menganggap diri kita adalah pusat segala yang terjadi di jagad raya ini, nggak bakalan bisa maju deh hidup kita. Gimana mungkin, kita jadi nggak mau melepaskan kenyamanan, melakukan yang susah-susah, berrepot-repot, kita hanya mau yang terbaik, bagaimana mungkin hidup ini jadi lebih baik..

Mungkin yang terpenting adalah jika kita memahami maksud Tuhan menciptakan kita. Nggak mungkin kan Dia menciptakan kita sebagai bahan ekperimenNya. Iseng-iseng berhadiah gitu. Aku yakin pasti Tuhan menciptakan kita untuk jadi seseorang yang tak tergantikan untuk posisi kita yang hanya satu dan tiada duanya. Masalahnya, itulah yang harus kita cari sendiri... Kalo kita belum tahu juga ya, selamat bertanya pada Tuhan, deh. Abis gimana ya, Dia kan yang punya jawaban atas berjuta misteri semesta ini. Apa ada yang sukar sih buat Dia? Kalo ada, berarti Dia bukan Tuhan dong, hanya setengah dewa, hihihi, bener gak...

Well, tiap orang memang harus menghadapi perjuangannya masing-masing, tapi jangan menyerah. Siapa yang tahu apa yang sedang menanti di akhir kisah perjalanan kita? Aku sudah memutuskan untuk hidupku: aku takkan menyerah untuk apapun yang terjadi. Jika hidup ini mudah, upah apa yang akan kita peroleh darinya? Bukankah yang susah-susahlah yang memberi nilai tambah dalam hidup ini?

No comments: