Tuesday, February 26, 2008

SENI MEMAHAMI ORANG LAIN

Pernah gak sih ngerasa susahnya memahami seseorang?
Kita sih pengeen banget untuk mengimbangi atau memahami orang itu, tapi kok dianya kayaknya bukannya berusaha mengimbangi, eh malah jadi tambah nyebeliiiin aja. Mo marah!
Tapi heran banget, kenapa ya Tuhan menempatkan orang-orang yang seperti itu di dalam hidup kita? Kita pikir, wong hidup aja dah susah, kok mesti berhadapan dengan mereka, lagi. Tambah ribet aja hidup ini! Tapi itulah kenyataannya...

Mungkin yang perlu kita lakukan hanyalah memandang seperti mereka memandang, kali yee..
Kalo kita lihat mereka seperti apa adanya, mungkin yang ada faktor nyebeliiiin aja yang melekat pada diri orang tersebut. Tapi coba kalo kita bisa sedikit mengganti sudut pandang orang tersebut jadi sudut pandang kita, mungkin kita jadi bisa lebih mengerti isi hatinya, kepribadiannya, kekurangannya, luka hatinya dan latar belakang yang jadi alasan utama di balik faktor menyebalkan tersebut.

Jujur aja, kadang kasihan juga kalo kita mau perhatiin lebih lanjut tingkah ajaib orang2 yang menyebalkan itu. Biasanya sih, mereka punya alasan utama yang sangat bagus atau pantas untuk bersifat gitu. Dikecewakan, misalnya, atau ditinggal mati orang tercinta, selalu disalahkan, atau sejuta alasan buruk lain yang kita gak ngerti karena mungkin kita belum pernah mengalaminya..

Mungkin yang terbaik adalah jangan terburu-buru menilai seseorang karena kepribadian luarnya, kali yaa. Seorang tamu Oprah pernah bilang dengan tegas bahwa Oprah dan semua orang lain di dunia ini tidak boleh menilainya (atau menghakiminya) karena mereka tidak mengenal perasaannya. Yaa, kalo gak ngerti perasaannya bisa jadi kita juga gak tau masalah sebenarnya, bukan? Padahal tahu gak, kasus apa yang dialami wanita ini? Dia nggak berkomentar atau melakukan apapun ketika suaminya meniduri anak perempuannya! Gilee.. Udah keliatan jelas salah aja, dia masih sempat bilang bahwa nggak ada orang boleh menilainya karena orang lain nggak tahu perasaannya yang sebenarnya.

Manusia memang selalu menjadi misteri bagi manusia lain. Kita gak pernah bisa benar-benar memahami orang lain seutuhnya. Sedekat apapun kita dengan sahabat, belum tentu kita kenal semua aspek dalam dirinya, atau menebak apa yang jadi perasaannya saat-saat tertentu.
Mungkin inilah tantangan yang Tuhan berikan bagi kita, kali ya. Kalo tiap orang sama semua, bakalan ketebaklah isi dunia ini. Gak ada perang, gak ada ribut-ribut, ayem tentram gemah ripah loh jinawi, kali. Tapi, akibat buruknya adalah, kehidupan bakal jadi sangat membosankan! Apalagi tantangannya kalo gitu? Tapi dengan keaneka ragaman sifat manusia, kita jadi tertantang untuk menggali lebih dalam sifat manusia. Jadi ditemukan deh ilmu psikologi, asosial antropologi, terapi ini itu, konseling, dan semua hal baik di dunia ini jadi bertambah!

Yah, bagaimanapun, semua hal buruk kadang membawa hidup kita pada sebuah nilai tambah. Apapun kesukaran yang kita hadapi, biasanya sih membawa sebuah keuntungan yang nggak kita duga jika kita nggak mengalaminya.

Mungkin balik-balik kita harus bilang thanks God buat semua problema dan masalah kita. Karena, kalo gak gitu, siapa bisa menjamin, kemajuan apa yang bakal kita peroleh dalam hidup kita ini?

Hidup ini singkat, jangan terlalu masukin ke hati apa kata orang, deh. Biarin aja gimana sikap orang lain. Mereka berhak untuk berpikir, bicara, mengeluarkan pendapat atau bersikap seperti apapun yang mereka mau. Kita nggak bisa mengontrolnya. Tapi kita, bisa mengontrol sikap kita sendiri. Bukankah ini lebih baik?

Kita gak perlu bertanggung jawab atas apa yang orang lain lakukan, tapi yang pasti, kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan pada orang lain. So what, pahami aja deh orang lain yang ajaib di sekitar kita. Kalo nggak bisa, ya paling nggak cuekin aja, jagan terlalu dipikirin..
Bisa mati muda deh lo!

No comments: